Mungkin sebagian
dari teman teman pernah melihat tayangan dari seorang siti di layar kaca , yah
memang kehidupan Siti pernah di sorot dalam tayangan Orang Pinggiran yang di
tayangkan di Trans7. Siti merupakan anak yatim yang sejak 2 tahun di tinggal
mati oleh ayahnya , dan kini Siti telah berusia 7 tahun. Sepulang sekolah Siti
selalu melaksanakan kegiatan rutinnya yaitu menjual bakso keliling dari satu
kampung ke kampung yang lain. Hal itu Ia lakukan untuk membantu ibunya. Sungguh
ironi melihat anak se usia Siti harus berjualan bakso keliling , dimana
seharusnya Siti harus belajar bahkan bisa bermain dengan teman-temannya.
Karena Siti masih
anak-anak jadi Ia tak mampu mendorong gerobak bakso maka Siti berjualan dengan
membawa termos nasi yang berisikan kuah dan baksonya , bisa dibayangkan termos
itu sangat berat bagi anak seusia Siti dan di tangan satunya Ia membawa Ember
yag didalamnya berisikan mangkok dan sendok kuah. Sungguh beban yang terlalu
berat untuk anak seusia Siti ditambah pula Ia harus berjalan dari satu kampung
ke kampung yang lain untuk menjajakan baksonya.
Jika Ia berhasil
untuk menjual baksonya hingga habis maka Siti akan memperoleh upah sebesar Rp
2000 ,- namun jika tidak Siti hanya
mendapat upah sebesar Rp 1000 ,- . Kehidupan yang minim membuat Siti harus bisa
bertahan dan berjuang,
Terkadang ketika
Ia pulang dari berjualan Siti merasa lapar namun tak ada satupun makanan yang
Ia temui dan sang Ibu juga tak Ia temui , Ibu Siti sedang berada di sawah, bekerja
sebagai buruh tani. Tak setiap hari upah dapat diterimanya , Ia hanya
dijanjikan jika kelak panenan berhasil ia akan mendapatkan bagi hasilnya. Makanan yang dapat di makan Siti dan
Ibunya pun seadanya, Ia mengambil Kangkung dari rumah tetangganya yang kemudian
di masak oleh ibunya dengan garam dan dimakan dengan nasi yang tidak penuh
sepiring. Hanya itu saja yang dapat Ia makan bersama ibunya. Untuk membeli lauk
pun tidak mampu.
Begitu
miris dengan cerita di atas, cerita tersebut menginspirasi saya untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan. Seringkali kita selalu merasa kurang dan kurang karena
kita selalu melihat ke atas, bahkan jarang kita bisa melihat ke bawah. Kita yang
sudah berkecukupan ini masih sering mengeluh akan keadaan, tetapi lihatlah anak
kecil ini yang kehilangan masa bermainnya demi membantu orangtua tidak pernah
sekatapun keluar keluhan dari bibir mungilnya. Jadi selali ingatlah
masih banyak orang-orang di luar sana yang kehidupannya jauh di bawah kehidupan
kita dan tetap bersyukur kepada Tuhan.
readmore »»